Dublin Core merupakan salah satu dari standarisasi metadata. Nama Dublin Core sendiri berasal dari singkatan Dublin Metadata Core Element Set. Dublin Core merupakan sekumpulan elemen metadata yang disusun berdasarkan suatu standarisasi dan digunakan untuk mendeskripsikan suatu informasi dari sebuah sumber. Standarisasi yang telah ditentukan ini dikembangkan oleh OCLC yang berpusat di Dublin, Ohio.
Standar metadata Dublin core terdapat
15 elemen metadata menurut Putro, dkk (2009) yaitu:
1. Title: berisi judul dari sebuah
record.
2. Creator: berisi data pihak-pihak yang
telah berperan dalam pembuatan resource.
3. Description: berisi keterangan
mengenai isi dari record.
4. Subject: merupakan subyek dari isi
record.
5. Publisher: pihak yang melakukan dan
memiliki hak publikasi atas record.
6. Contributor: pihak yang memberikan
kontribusi dalam pembuatan record.
7. Date: informasi mengenai waktu
pembuatan record dilaksanakan.
8. Type: merupakan tipe dari suatu isi
record.
9. Format: merupakan bentuk format file
dari record.
10. Identifier: penamaan terhadap record
yang bersifat uniqe.
11. Source: informasi mengenai tempat
record bisa diperoleh.
12. Language: merupakan bahasa yang
digunakan dalam pembuatan record.
13. Relation: informasi mengenai
referensi dalam pembuatan record.
14. Coverage: informasi mengenai ruang
lingkup isi record.
15. Rights: informasi mengenai rights
yang terdapat pada suatu record.
Penerapan
standar Dublin Core ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Yang artinya dalam
menerapkan standar ini pengguna diperbolehkan untuk mengurangi ataupun menambah
elemen metadata ini sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena Dublin Core
tidak dimaksudkan untuk hanya digunakan pada suatu sistem atau aplikasi yang
spesifik.
Elemen - elemen Dublin Core dinamai secara unik dan dianggap bisa mewakili maksud dan penggunaan suatu elemen. selain itu elemen tersebut dinamai menggunakan satu kata saja agar dapat memudahkan saat proses pemanggilan dan penggunaan nama elemen dalam suatu aplikasi. dalam pemberian nama diharapkan memperhatikan huruf besar, huruf kecil untuk menghindari terjadinya konflik apabila metadata digunakan pada suatu aplikasi. setiap elemen dalam Dublin Core bersifat optional, bisa berulang, dan elemen tidak harus berurutan. setiap elemen diberikan deskripsi untuk menjadi panduan metadata apa yang akan disimpan pada masing = masing elemen.
Elemen - elemen Dublin Core dinamai secara unik dan dianggap bisa mewakili maksud dan penggunaan suatu elemen. selain itu elemen tersebut dinamai menggunakan satu kata saja agar dapat memudahkan saat proses pemanggilan dan penggunaan nama elemen dalam suatu aplikasi. dalam pemberian nama diharapkan memperhatikan huruf besar, huruf kecil untuk menghindari terjadinya konflik apabila metadata digunakan pada suatu aplikasi. setiap elemen dalam Dublin Core bersifat optional, bisa berulang, dan elemen tidak harus berurutan. setiap elemen diberikan deskripsi untuk menjadi panduan metadata apa yang akan disimpan pada masing = masing elemen.
Referensi :
Basuki, Sulistyo.2000.Metadata Deskripsi Serta Titik Aksesnya dan Indomarc.JIP-FSUI
Putro, Lim dan Dillak.2009.Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan
Feature Harvester Metadata Artikel.Surabaya: Universitas Kristen Petra
Putro, Lim dan Wijaya.2007.Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan
Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian
Universitas Kristen Petra. Surabaya: Universitas Kristen Petra