Pengikut

Senin, 27 Februari 2017

Standarisasi Metadata: Dublin Core



Dublin Core merupakan salah satu dari standarisasi metadata. Nama Dublin Core sendiri berasal dari singkatan Dublin Metadata Core Element Set. Dublin Core merupakan sekumpulan elemen metadata yang disusun berdasarkan suatu standarisasi dan digunakan untuk mendeskripsikan suatu informasi dari sebuah sumber. Standarisasi yang telah ditentukan ini dikembangkan oleh OCLC yang berpusat di Dublin, Ohio. 

Standar metadata Dublin core terdapat 15 elemen metadata menurut Putro, dkk (2009) yaitu:
1.      Title: berisi judul dari sebuah record.
2.      Creator: berisi data pihak-pihak yang telah berperan dalam pembuatan resource.
3.      Description: berisi keterangan mengenai isi dari record.
4.      Subject: merupakan subyek dari isi record.
5.      Publisher: pihak yang melakukan dan memiliki hak publikasi atas record.
6.      Contributor: pihak yang memberikan kontribusi dalam pembuatan record.
7.      Date: informasi mengenai waktu pembuatan record dilaksanakan.
8.      Type: merupakan tipe dari suatu isi record.
9.      Format: merupakan bentuk format file dari record.
10.  Identifier: penamaan terhadap record yang bersifat uniqe. 
11.  Source: informasi mengenai tempat record bisa diperoleh.
12.  Language: merupakan bahasa yang digunakan dalam pembuatan record.
13.  Relation: informasi mengenai referensi dalam pembuatan record.
14.  Coverage: informasi mengenai ruang lingkup isi record.
15.  Rights: informasi mengenai rights yang terdapat pada suatu record.

Penerapan standar Dublin Core ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Yang artinya dalam menerapkan standar ini pengguna diperbolehkan untuk mengurangi ataupun menambah elemen metadata ini sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena Dublin Core tidak dimaksudkan untuk hanya digunakan pada suatu sistem atau aplikasi yang spesifik.

Elemen - elemen Dublin Core dinamai secara unik dan dianggap bisa mewakili maksud dan penggunaan suatu elemen. selain itu elemen tersebut dinamai menggunakan satu kata saja agar dapat memudahkan saat proses pemanggilan dan penggunaan nama elemen dalam suatu aplikasi. dalam pemberian nama diharapkan memperhatikan huruf besar, huruf kecil untuk menghindari terjadinya konflik apabila metadata digunakan pada suatu aplikasi. setiap elemen dalam Dublin Core bersifat optional, bisa berulang, dan elemen tidak harus berurutan. setiap elemen diberikan deskripsi untuk menjadi panduan metadata apa yang akan disimpan pada masing = masing elemen.

Referensi :
Basuki, Sulistyo.2000.Metadata Deskripsi Serta Titik Aksesnya dan Indomarc.JIP-FSUI
Putro, Lim dan Dillak.2009.Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel.Surabaya: Universitas Kristen Petra
Putro, Lim dan Wijaya.2007.Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra. Surabaya: Universitas Kristen Petra

2 komentar:

  1. good idea. Pemahaman tentang Dublin Core memang menjadi basic understanding dalam pemahaman metadata.

    BalasHapus
  2. Ada contoh perpustakaan di Indonesia yang sudah memanfaatkan dublin core?

    BalasHapus